Nasional, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Rikwanto mengklarifikasi insiden penembakan mobil berisi rombongan keluarga oleh seorang polisi yang terjadi di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Selasa 18 April 2017.

"Bukan memberondong, itu satu tembakan peringatan diarahkan ke ban, tapi kan mobil melaju kencang sehingga akhirnya meleset," kata Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 20 April 2017.

Baca juga: Kapolri Menyesalkan Ada Polisi Tembak Satu Rombongan Mobil

Rikwanto mengatakan, penembakan bermula dari polisi yang tengah melakukan razia. Sebuah mobil yang sedang melaju diberhentikan, tapi justru sopir melaju lebih kencang dan hampir menabrak tiga polisi.

Alhasil, polisi mengejar dan melepaskan tembakan peringatan yang menurut Rikwanto, diarahkan ke ban mobil. Masih tidak mau berhenti, kata dia, polisi mendahului mobil, sebelum mobil tersebut berhenti.

Rikhwanto menjelaskan dalam konteks tersebut, tidak terlihat tanda-tanda akan turunnya penumpang dari mobil sedan Honda City bernomor polisi BG 1488 ON itu. Kaca mobil dalam keadaan gelap alias tidak tembus pandangan dari luar. Rikwanto menambahkan, petugas yang menembak, Brigadir kepala AK, berasumsi yang ada dalam mobil adalah penjahat begal, dan lain-lain karena memang daerah tersebut rawan kejahatan.

Simak pula: Polisi Penembak Mobil Keluarga di Lubuklinggau Diperiksa Propam

"Namun setelah dibuka, ternyata keluarga. Satu orang yang meninggal dunia telah dikebumikan di daerah Bengkulu dan lima yang luka dirujuk ke Rumah Sakit (RS Bhayangkara dan RSU Mohammad Hoesin) Palembang," ujarnya.

Pada Selasa, 18 April 2017, sekitar pukul 11.30, di Lubuklinggau, saat melakukan razia, polisi menembaki sebuah mobil Honda City. Mobil itu berisi tujuh orang, yakni Dewi Erlina, 40 tahun; ibu kandung Dewi, Surini (54); dua adik kandung Dewi: Novianti (30) dan Indra (33); anak dari Novianti, Genta (2) dan Galih (6); serta sopirnya, Diki (30).

Tiga peluru mengenai mobil. Ada tembakan yang mengenai dada Surini sehingga meninggal. Korban lainnya dilarikan ke Rumah Sakit Umum dr. Sobirin Lubuklinggau karena luka tembak, sedangkan satu orang kritis, Indra, dibawa ke Rumah Sakit Umum Mohammad Hoesin Palembang.

Lihat juga: Korban Polisi Koboi Dirawat, Alex Noerdin: Jangan Terulang Lagi

GRANDY AJI | PRU