PPP Evaluasi Kekalahan Ahok - Djarot di Pilkada Jakarta
Nasional, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan atau PPP Arsul Sani menilai hasil Pilakda Jakarta menunjukkan adanya aspirasi yang berbeda dengan keinginan partai politik. Pola kemenangan yang ditunjukkan hasil hitung cepat serupa dengan Pilkada Jakarta 2012.
"Yang dilupakan oleh partai-partai di pilkada adalah pola kemenangan pada pilkada 2012. Di pilkada sudah ada yurisprudensinya," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 20 April 2017.
Baca juga:
Korban Penggusuran Menghukum Ahok di TPS: Syukur Kalah
Pada 2012, calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama hanya diusung dua partai politik. Mereka melawan pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli yang didukung koalisi besar. "Relawan yang dikedepankan," kata dia.
Arsul menjelaskan berdasarkan evaluasi partai berlambang Ka'bah itu, pasangan Basuki-Djarot mengutamakan koalisi partai besar. Teman Ahok, kelompok relawan yang sebelumnya mendukung Basuki, akhirnya tertutup peran partai. "Ini meninggalkan pola sebelumnya yang sudah terbentuk," kata dia.
Baca pula:
Pilkada DKI, Ahok: Kalah atau Menang, Saya Tetap Kerja
Sebelumnya, dalam beberapa hasil hitung cepat sejumlah lembaga, pasangan Anies-Sandi berhasil mengungguli peroleh suara Basuki-Djarot dengan angka nyaris mutlak. Anies berhasil unggul di seluruh wilayah kota administrasi.
Anies, yang didukung koalisi Partai Gerindra, PKS, dan PAN, berhasil merebut basis wilayah yang dimenangkan Basuki yang didukung koalisi besar PDI Perjuangan, Golkar, NasDem, dan Hanura. Survei PolMark, misalnya, Basuki-Djarot memperoleh suara 42,43 persen dan Anies–Sandi memperoleh suara 57,57 persen.
Arsul mengakui adanya kesalahan strategi selama Pilkada Jakarta meskipun Ahok-Djarot harus diakui mampu mengaktualisasikan program lebih baik. "PPP harus belajar dari Pilkada DKI," kata Arsul.
ARKHELAUS W.
0 Response to "PPP Evaluasi Kekalahan Ahok - Djarot di Pilkada Jakarta"
Posting Komentar