Dunia, Beijing - Maskapai penerbangan swasta Indonesia, Sriwijaya Air, yang melayani penerbangan internasional, terpaksa terbang kembali ke Cina saat dalam perjalanan menuju Bali. Hal itu terjadi setelah awak pesawat menemukan salah satu pintu kabin tidak tertutup rapat.

Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan 1159 sedang dalam perjalanan ke Bali dari Bandara Internasional Guangzhou Baiyun Pada Rabu, 22 Februari 2017, sekitar pukul 03:00 subuh waktu setempat. Namun pesawat terpaksa  kembali ke Guangzhou setelah kapten pesawat itu menemukan masalah dengan pintu kabin satu setengah jam setelah lepas landas.

Pesawat itu kembali mendarat setelah berada di udara selama kurang lebih tiga jam. Penerbangan dari Guangzhou ke Bali biasanya memakan waktu sekitar lima jam. Pesawat yang membawa lebih dari 180 penumpang tersebut, berhenti di bandara Guangzhou selama sekitar setengah jam untuk melakukan tes dan perbaikan.

Akhirnya kembali lepas landas sekitar pukul 10:30, dan berhasil mendarat dengan selamta di Bali pada pukul 14:30 waktu setempat.

Seperti yang dilansir South China Morning Post pada 24 Februari 2017, sekitar 20 penumpang menolak untuk kembali dalam pesawat setelah kejadian tersebut.

Perwakilan maskapai Sriwijaya Air  telah menegosiasikan kompensasi bagi penumpang yang terkena dampak.

Selain itu, berdasarkan rekaman video yang dibuat dan diunggah ke media sosial oleh penumpang menunjukkan  beberapa orang terlihat marah karena harus kembali ke Guangzhou dan menyatakan kecurigaan tentang "lubang" yang ditemukan di pesawat.

Pihak Sriwijaya Air membantahnya dengan menjelaskan pintu kabin depan pesawat itu tidak sepenuhnya tertutup meskipun panel monitoring kokpit telah menunjukkan telah tertutup.

Sriwijaya Air merupakan salah satu maskapai yang memiliki peringkat keselamatan terendah berdasarkan AirlineRatings.com, dengan hanya mendaptkan dua dari tujuh bintang.

SOUTH CHINA MORNING POST|THE STAR|YON DEMA