Metro, Jakarta - Pemerintah Kota Depok menggelontorkan Rp 72,8 miliar untuk penanganan banjir tahun ini. Pengerjaan proyek tersebut akan dimulai pada medio 2017.

"Tahun ini diusahakan dikerjakan lebih awal agar tidak menumpuk di tahun depan," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Depok, Manto, Ahad, 19 Februari 2017. Menurut dia, bulan depan pemerintah sudah melakukan lelang konsultan revisi yang akan langsung diikuti dengan lelang fisik pada April sampai Agustus 2017.

Baca: Ciliwung Siaga 2, Dua Perumahan di Depok Terendam Banjir

Anggaran Rp 72,8 miliar itu, kata Manto, akan digunakan untuk membiayai sejumlah proyek penanganan banjir. Rinciannya adalah pembangunan 9 saluran drainase, 13 lokasi daerah aliran sungai, 4 sepadan, saluran inlet dan outlet situ, 3 sumur imbuhan, 100 lokasi saluran irigasi, 3 bangunan irigasi, dan 5 bangunan air.

Menurut dia, pemerintah masih memprioritaskan penanganan banjir tahun ini. Alasannya, beberapa wilayah di Depok masih rawan genangan. "Untuk banjir yang tingginya mencapai dua meter sudah tidak ada di Depok," kata Manto. "Hanya genangan yang satu sampai dua jam sudah surut."

Beberapa wilayah yang masih dilanda banjir, antara lain di RW 13 Kelurahan Cinere dan Kampung Utan, Kelurahan Cipayung. Meski begitu, menurut Manto, kedua kawasan tersebut sudah mendapat penanganan pemerintah dengan mulai dibuatnya sodetan dan normalisasi drainase ke Kali Ciliwung.

Menanggapi rencana itu, anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok, Azhari, berpesan agar pemerintah juga memperbanyak pembangunan sumur resapan dan imbuhan untuk menangkap air. Sebab, menurut dia, penanganan banjir di Depok tidak selesai hanya dengan mengalirkan air ke sungai.

"Kalau hanya membuat air cepat surut dengan mengalihkanya ke sungai, itu bukan solusi tepat. Air harus dimasukkan lagi ke dalam tanah," ujarnya.

Meski begitu, Azhari menilai pemerintah tetap perlu melakukan perbaikan drainase dan normalisasi situ. Karena saat ini, menurut dia, banyak saluran dan tempat penampungan air yang tak berfungsi karena pertumbuhan Depok sebagai kota perumahan. "Banjir akan terus menjadi masalah di Depok, selama penataan ruang tidak diperhatikan," ujarnya.

IMAM HAMDI